Langsung ke konten utama

akhlak terpuji

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Akhlak terpuji sering juga di sebut dengan akhlakul mahmudah, merupakan suatu perilaku yang baik menurut pandangan agama islam. Walaupun menurut orang lain itu tidak baik, tapi apabila agama mengatakan baik, maka itu tetap baik. Dalam konteks ini, untuk mencapai kesempurnaan akidah dalam islam kita harus memperbaiki akhlak, karena hal itulah Allah swt. mengutus nabi Muhammad saw.  turun kemuka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlak sangat penting dalam kehidupan di dunia ini, karena seseorang takkan sempurna apabila ia memliki ilmu tapi tidak memiliki akhlak. Ilmu yang baik harus diiringi dengan akhlak yang baik pula, maka dari itu kami di sini akan membahas tentang akhlak terpuji dan apa-apa saja akhlak terpuji itu.
B.     Rumusan masalah
Dari perumusan di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam makalah adalah sebagai berikut:
1.      Pengertian akhlak terpuji
2.      Macam-macam akhlak terpuji.
C.    Tujuan
Untuk memenuhi tugas materi akidah akhlak II, dan agar seluruh mahasiswa/I PAI IIA mengetahui tentang akhlak terpuji, yang mana nantinya kami sebagai pemakalah akan mempresentasekannya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Akhlak terpuji ( AKHLAKUL MAHMUDAH)
Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman tanda tersebut dimanifustasikan kedalam perbutan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbutan yang sesuai degan ajaran –ajaran yang terkandung dakam al-quran dan al hadis, akhlakul mahmudah di bagi, yaitu:
1.      Akhlak yang berhubugan degan allah
2.      Akhlak berubugan diri sendiri
3.      Akhlak berhubugankepada kelurga
4.      Akhlak berhubugan degan masyarakat
5.      Akhlak terhadap alam.

B.     Macam-macam akhlak terpuji
1.      Akhlak yang berhubugan dengan Allah
a.       Menauhidkan Allah
Salah satunnya bentuk aklakul mahmudah adalah menauhidkan. Disini yang di maksuk degan menauhidkan Allah adalah mempertegas keesaan Allah, atau mengakui bahwa tidak ada sesuatu yang setara degan dzat, sifat, af’al, dan asma Allah. Sesunguhnya kaidah islam yang paling agung dan hakikat islam yang paling besar satu-satunya yang di terima dan diri  Allah swt. untuk hamba-hambanya yang merupakan satu-satunya jalan menuju kepada-Nya, kunci kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihra darai berbagai peyelisihan, sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertamabagi seluruh hamba, serta kabar gembira yang di bawa oleh para rasul dan para nabi adalah ibadah hanya kepada allah swt  semata tidak meyekutukannya.
Bertauhid dalam semua kegiatannya terhadap Allah swt. dalam urusan pencitpaan, perintahnya dan seluruh asma (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.


Allah berfirman:




Artinya : Dan sesunggyhnya kami telah megutus rasul pada tiap-tiap umat(untuk meyerukan ) sembahlah allah (saja) dan jauhilah tahghut itu, maka diantara umat itu ada orang-orang yang memmberi petunjuk oleh allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesan baginya. Maka berjauhlah kamu di muka bumidan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasulnya ) (Q.S An-nahal 36) [1]
b.      Tawa kepada Allah
Kalimat “ittaqulah” (bertakwa kepada Allah ) jika diterjemahkan secara harfiyah akan menjadi jauhilah dari Allah atau hindarkanlah dirimu dari Allah.  Hal ini tentu mustahil dapat dilakukan manusi karena siapa yang dapat menghindari darinya ? nah,  dari sini ulamak berpendapat bahwa sesungguhy aterdapat satu kata yang  tersirat antara ‘hindarilah” drai  allah karena yang tersirat itu adalah siksa atau hukuman . degan  demikian yang  dimaksut degan  menghindari allah adalah menghindari siksa atau  hukuma-Nya.
Syekh Muhammad Abduh yang pendapatnya ditulis oleh muridnya, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, menyatakan dalam tafsir Al-Manar, bahwa menghindari siksa Tuhan dan saksi-saksi hokum yang ditetapkan-Nya dapat dicapai dengan menghindari diri dari segala apa yang dilarang-Nya dan menjalankan seluruh perintah-Nya. Hal ini dapat tercapai melalui rasa takut dari siksa yang akan menimpa serta takut kepada orang yang menimpa siksa itu (Allah swt.). Rasa takut tersebut pada umumnya muncul dari keyakinan tentang adanya siksa, tetapi seharusnya timbul dari keyakinan adanya yang menyiksa, sehingga seorang yang bertakwa adalah yang menjaga diri dari terkena siksa. Untuk itu, iya harus memiliki pandangan dan kesadaran yang tinggi dalam memahami dan menghayati sebab-sebab yang dapat menimbulkan siksa itu .[2]

c.       Dzikrullah
Secara etimologi perkataan dzikrullah berakar pada kata                         yang artinya mengingat, memperhatikan, mengenal, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti dan ingat. Secara terminology zikir ialah ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, kemaha sucian-Nya, kemaha terpujian-Nya dan kemaha besaran-Nya. Zikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan melalui ucapan tahlil ( La ila ha illa Allah artinya tiada Tuhan selain Allah), tasbih (subhanaullah yang artinya Maha suci Allah) tahmid (Alhamdulillah yang artinya segala puji bagi Allah), dan takbir (Allahuakbar yang artinya Allah maha besar).[3]
Allah swt berfirman :


Artinya :”oleh karna itu, iatlah kamu kepada ku niscaya aku igat ( pula ) kepadamu, dan bersukurlah kepada-ku ,dan jaganlah kamu megingkari (nikmat)nya (Q.S Al-baqarah 152)
Firma-Nya lagi :


Artinya : “( yaitu ) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram degan megigat allah . igatlah, hanya degan megigat allah-lah , hati menjadi tenteram (Q.S ArRa’d 28)[4]
d.      Tawakal
Tawakal mempuya hubugan yang sagat erat degan pemahaman manusia akan takdir, ridha, iktiar, sabar, dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt . untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik meyangkut urusan dunia dan akhirat.
Allah berfirman :


Artinya: …apabila kamu telah membutkan tekad, maka bertakwalah kepada allah. Sesunguhnya allah meyukai orang-orang yang bertakwa kepadanya ( Q.S Ali-imran : 159
Barang siapa yang  bewujudkan ketakwaan dan tawakal kepada zat yang telah menciptakannya, dia akan bisa mengampai seluruh kebaikan yana ada di bumiini. Dari umar bin khathathab ra beliau berkata, “saya mendegar Rasulullah  saw. beliau berkata jika kalian bertakwa kepada Allah degan sebenar-benarnaya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada seekor  burung, pagi-pagi ia keluar dari sarangnnya dalam keadaan lapar dan pulang di sore HARI dalam keadaan kenyang”(H.R imam ahmat dan at- tarmizi)
Mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan ikhtiar atau megesampingkan usaha. Takdir Allah swt. dan sunnatullah terhadap mahluk-Nya terkait erat degan iktiar makhluknya itu sendiri sebab Allah swt. yang telah memerintahkan hambanya untuk beritiar dan pada saat yang sama dia juga meemerintahkan hambanya bertakwa.[5]
2.      Akhlak terpuji megenai diri seendiri
Dalam kehidupan manusia , susah-senang, sehat-sakit,  suka-duka dating silih bergantu siang malam. Namun, kita harus igat bahwa semua itu datag dari Allah swt. untuk megunjungi dan mengukur tingkat keimanan seorang hamba. Apakah seorang hamba itu tabah dan sabar menghadapi semua ujian itu atau tidak. [6]
a.       Sabar
Secara etimologi sabar berasal dari kata shobaro yasbiru yang artinya menahan. Secara terminology sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariat dan akal, menjaga lisan dan celaan, dan menahan anggota badan dari perbuatan dosa dan sebagainya.[7] Sabar terbagi menjadi tiga macam yaitu :
1)      Sabar karena taat kepada Allah,
Artinya sabar untuk tetap meelaksanakan perintah allah dan menjauhi segala laragan-nya degan senantiasa menigkatkan ketakwaannya.  Allah swt berfirman:



Artinya : “hai orang-orang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran dan tetaplah bersiap siaga ( di perbatasan negeri) dan bertakwalah kepada allah supaya kamu beruntung “ ( Q.S ali-imran :200)


2)      Sabar karena maksiat,
Artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang di larang agama. Untuk itu sagat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu. Allah swt berfirman :



Artinya : “ dan aku tidak membebaskan dirimu (dari kesalahan ), karena sesunguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali diberikan nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku, sesunguhnya tuhanku maha pegampun lagi maha peyayang ( Q.S yusuf : 53)
3)      Sabar karena musibah
Artinya sabar pada saat ditimpa kemalagan, ujian serta cobaan dari Allah. Allah swt berfirman:





Artinya : “ Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu degan sedikit ketakutan, kelaparan,,kekuragan harta, jiwa dan buah-buaha. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar ,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka megucapkan inna lilahi wainailaihirajiun , mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk “( Q.S Al-baqarah:155-157)[8]
b.      Syukur
        Syukur merupakan sikap dimana seorang tidak menggunakan nikamat yang diberikan oleh allah untuk melakukan maksiat kepada-Nya. Bentuk sukur ini ditandai degan  mengunakan-mengunakan segala nikmat atau rezeki karunia Allah tersebut untuk melakukan ketaatan kepadanya dan memanfaatkannya ke arah kebajikan-bukan meyalurkan ke jalan maksiat atau kejahatan.
        Dalam hidup ini bayak sekali nikmat yang kita perleh dari Allah. Kita tentu dapat merasakan dan meyadari bahwa nikmat allah itu Sudah kita peroleh sejak masa kanak-kanak, bahwa sejak di alam rahim ibu. Begitu lahir, kita telah mendapatkan kasih sayang ibu-bapak yang memenuhi segala keperluan kita. Tampa limpahan kasih sayang ibu dan bapak, kita tidak akan dapat menikmati hidup ini. Nikmat yang diberikan allah itu cukup bayak dan tidak mampu kita hitung .  Allah berfirman :

Artinya : “dan jika kamu menghitung nikmat allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya (Q.S Ibrahim :34)[9]
c.       Amanah
      Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat  islam, yang erupakan salah satu bentuk akhlak karimah. Pegertian amanah merupakan arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah) atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari khianat.  Yang dimaksud degan amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan suatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanah degan  baik di sebut al-amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia, dan aman.
      Kewajiban memiliki sifat amanah ini ditegaskan Allah dalam al-Quran

Artinya : “sesungguhnya allah meyuruh kamu meyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya “ (Q.S An-nisa: 58)[10]
d.      Benar (Ash-shidqu)
      Ash-shidqu merupakan salah satu akhlak mahmudah, yang berarti benar , jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Benar dalam perkataan ialah megatakan kadaan yang sebenarya, tidak megada-ada dan tidak pula meyembuyikan. Lain halnya apabila yang disembuyikan itu bersifat rahasia atau bertujuan menjaga nama baik  seseorang .
      Benar dalam perbuatan ialah megerjakan sesuatu sesuai degan petujuk agama. Apa yang boleh dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar. Kemudian apa yang tidak bolehdikerjakan sesuai degan laragan agama , berarti tidak benar. Kewajiban bersikap benar ini diberikan dalam Al-quran:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” (Q.S At-Taubah: 119)[11]
e.       Menepati janji (Al-wafa)
      Dalam islam janji merupakan utang, dan utang harus dibayar (ditepati). Kalau kita melakukan suatu perjanjian pada hari tertentu, kita harus menunaikan tepat pada waktunya . Janji yang kita ucapkan megandung tanggunag jawab. Janji yang tidak kita penuhi, akan membawa suatu akidah. Dalam pandagan Allah, orang yang ingkar janji termasuk orang yang berdosa. Adapun dalam pandaga manusia, orang yang ingkar janji akan di aggap remeh dan tidak dipercaya. Akhirnya orang yang bersangkutan canggung bergaul, rendah diri,  gelisah dan tidak senang Allah swt. berfirman:

Artinya: “Dan tepatilah perjanjian degsn allah apbila kamu berjanji “ (Q.S An- nahl:91)[12]
f.       Memelihara kesucia diri (Al-ifafah)
      Yang dimaksut degan memelihara kesucian diri (Al-ifafah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan , fitnsah, dan memelihara kehormatan. Upaya memelihara  kesucian diri in hendaknya dilakukan setiap hari aganr diri tetap berada dalam status kesucian. Hal ini dapat dilakukan di mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan agan-agan yang buruk. Allah swt berfirman :

Artinya :”sesungguhnya beruntungkah orang yang mensucikan jiwa itu” (Q.S Asy-syam:9)
3.      Akhlak terpuji terhadap keluraga
a.       Berbakti kepada orang tua
      Dalam al-Quran dan Al-hadis, permasalahan berbakti kepada orang tua senantiasa dikaitkan degan keimanan kepada Allah, sedangkan durhaka durhaka terhadap kedua-Nya selalu diartikan dengan perbuatan syirik terhadap-Nya. Tak heran bila sebagian ulama` menyimpulkan bahwa keimanan seseorang berarti selam ia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya dan tidak ada bakti kepada keduanya selama dia tidak beriman kepada Allah.
      Berbuat baik kepada orag tua merupakan ajaran yang menjadi ketetapan kitabullah Al-Quran dan Al-hadis. Allah taala berfirman:





Artinya :” sembahlah Allah dan jagan kamu mempersekutukan-nya degan suatu pun. Dan berbuat baiklah kepda kedua orangtua ibu-bapak, karib-kerabat,anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesunguhnya Allah, tidak meyukai orang-oramg yang sombong dan mebangga-banggakan diri” (Q.S An-nisa : 36) [13]
b.      Bersikap baik pada saudara
      Agama islam memerintahkan agar berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum kerabat , sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai saudara dapat tercapai, apabila hubugan tetap terjalin degan salaing pegertian dan salaing  menolong. Pertalian kerabat dimulai dari yang lebih dekat  sampai yang lebih jauh.  Kita wajib membanti apabila mereka dalam kesukaran. Sebab, dalam hidup ini hampir semua orang megalami berbagai kesulitan dan kegoncagan jiwa.
      Kalau kita ditakdirkan Allah swt. mempuyai kelebihan rezeki, sedekahkanlah sebagian kepada saudara atau karib kerabat kita. Lihat dahulu yang lebih dekat pertalian degan kita, kemudian baru melihat yang lebih jauh lagi. Hal ini tidak berarti bahawa tertutup pintu bagi kita untuk membantu  keluarga yang lebih jauh hubugan degan kita atau membantu orang lain. Allah swt. berfirman :
                                           


Artinya :”sembahlah allah dan janganlah kamu mempersekutukan-nya degan sesutupun. Dan berbuat baiklah kwpada kedua orang ibu dan bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauah, teman sejawa, ibnu sabil,dan hamba sahayamu. Sesugguhnya allah tidak meyukai orang-orang sombong dan membaga-banagakan diri”(Q.S an-nisa :36)[14]
4.      Akhlak terpuji terhadam masyarakat
a.        Berbuat baik terhadap tetangga
      Tetanga adalah orang  yang terdekat degan kita. Dekat bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan, mungkin  tidak seagama degan kita. Dekat di sini adalah orang yang tinggal berdekatan degan kita. Ada atsar yang menunjukan bahwa tetangga adalah 40 rumah (yang berada di sekeliling rumah ) dari setiap penjuru mata angin. Apabila ada khabar yang benar (tentang penapsiran tetangga dari Rasulullah itulah yang dipakai) namun apabila tidak, hal ini di kembalikan kepada urf (adat kebisaan) yaitu kebiasaan orang-orang dalam menetapkan seseorang sebagai tetangganya, Nabi muhammad saw:

Artinya :”barang siapa beriman kepada allah dan hari kemudian, hendaklah ia memeluiakan teranganya “( HR.Bukhari)[15]
b.      Suka menolong orang lain
      Dalam hidup ini, setiap orang pasti memerlukan pertologan orang lain. Adakalanya karena sengsara dalam hidup, penderitaan batin atau kegelisahan jiwa, dan adaklanya sedih setelah menendapatkan berbagai musibah. Orang mukmin akan tergetar hatinya apabila melihat orng lain tertimpa kerusakan untuk  menolong mereka sesuatu degan kemampuan. Apabila tidak ada bantuan berupa benda, kita dapat membantu degan nasehat atau kata-kata yang menghibur hatinya. Bahkan, sewaktu-waktu jasapun lebih diharapkan daripada bantuan-bantuan lain.[16]


5.      Akhlak terpuji terhadap alam
a.       Memelihara dan menyantuni binatang
      Allah swt. menciptakan binatang untuk kepentigan manusia, dan juga menunjukan kekuasaannya, sebagaiman firman Allah swt:




Artinya : “Dan allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian hewan itu ada yang berjalan  diatas perutnya dan sebagian berjalan degan dua kakinya , sedang sebagian (yang lain ) berjalan degan empat kaki. Allah apa yang dikehendakinya sesungguhnya allah maha kuasa atas segala sesuatu (Q.S An-nur: 45)
b.      Memelihara dan menyayagi tumbuhan-tubuhan
      Alam dan isinya diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah, bukan hanya untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang. Sebagian besar makanan manusia dan  hewan tersebut berasal dari tumbuhan. Allah berfirman :


Artinya : “yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah  menjadi bagimu dibumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari lagit air ujan. Maka tumbuhkan deganair hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhan-tumbuhan yang bermacam-macam. Maakanan dan gembalakanlah binatang-binatangmu sesungguhnya yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan allah bagi orang-orang  yang berakal (Q.S Thaha :53-54)[17]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Akhlak terpuji ialah akhlak yang baik menurut pandangan islam, seksalipun manusia memandang itu tidak baik, jikalau agama megatakan baik maka itu tetap baik.
Macam-macam akhlak yaitu :
1.      Akhlak terhhadap Allah swt.
2.      Akhlak terhadap diri sendiri
3.      Akhlak terhadap keluarga
4.      Akhlak terhadap  masyarakat dan
5.      Akhlak terhadap alam

B.     Saran
Sebagai makhluk individu yang hidup di lingkugan social bermasyarakat akhlak terpuji harus di tanamkan dalam diri kita agar kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.







[1] DRs.MASAN ALFA dkk(semarang PT karya toha putra,1999) hlm,215-216
[2] Ibid,hal 217-218
[3] http://atullaina.blogsport.in/2012/06/keutamaan-dzikrullah.html
[4]MASAN,ibid,hal 219-220
[5] Ibid,hal 220-221
[6]Ibid, hal 222-224
[7] http://www.duniaislam.orj/24/10/2014/pengertian-sabar-sesuai-pandangan-islam
[8] MASAN,ibid, hal 222-223
[9] Ibid, hal 224
[10] Ibid, hal 225-226
[11] Ibid, hal 226-227
[12] Ibid, hal 229
[13] Ibid, hal 230-232
[14] Ibid, hal.238-239
[15] Ibid, hal.239-240
[16] Ibid, hal.243
[17] Ibid, hal.244-245

Komentar

Postingan populer dari blog ini

hakikat ilmu

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar belakang Manusia adalah makhluk yang dikaruniai keutamaan oleh Allah swt dibandingkan makhluk ciptaannya yang lain. Keutamaan manusia terletak pada kemampuan akal pikirannya / kecerdasannya. Dengan kemampuannya ini manusia mampu mengembangkan diri dalam kehidupan yang semakin berkembang. Pengembangan diri untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan memerlukan apa yang kita sebut dengan pendidikan. Pendidikan sudah ada sejak adanya peradaban yang diawali dengan proses kependidikan dalam lingkup yang masih terbatas. Al-Qur’an adalah mukjizat islam yang abadi dimana semakin maju pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah Swt menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw demi membebaskan manusia dari kegelapan hidup menuju cahaya Illahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Pada makalah ini kami akan membahas hakikat ilmu menurut Al-qua’an dan Hadits yang berkenaan dengan hakikat ilmu. B.      Rumusan Masalah Sehubung dengan luas

psikologi belajar teori-teori dalam belajar

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR     “Teori-teori dalam Belajar” Dosen Pengampu  : Muslimah S.Pd.I M.Pd.I   \ Disusun Oleh Kelompok IV 1.         M Zacky Devitson                 15.11.1957 2.         Lukluk Hidayah                    15.11.1953 3.         Edo Gustanto Putra               15.11.1925  Semester / Jurusan  : IV  PAI A SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)  AN-NADWAH KUALA TUNGKAL TAHUN AKADEMIK 2017 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi nikmat terbesar pada kita, yaitu nikmat iman dan islam. Shalawat serta salam kita curahkan untuk Nabi kita Muhammad SAW yang telah menebarkan dan mendakwahkan islam ini kesegenap penjuru dunia , dan dari alam yang gelap gulita sampailah kepada alam yang terang benerang seperti yang kita rasakan saat ini. Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah-Nya. Makalah ini disusun un

administrasi sarana dan perasarana dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai seorang personal pendidikan kita dituntut untuk menguasi dan memahami administrasi sarana dan prasarana, untuk meningkatkan daya kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga sekolah maupun warga masyarakat sekitarnya. Lingkungan pendidikan akan bersifat positif atau negatif itu tergantung pada pemeliharaan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri. Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini. B.        Rumusan Masalah 1.         Apa Penger