BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam seluruh proses pendidikan,
belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat
diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar . secara
psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah
laku (baik dalam kognitif, afektif maupun psikomotor) untuk memperoleh respons
yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul
berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya
bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan
alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi
siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil
belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri,
masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar,
memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok,
mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
Hal ini yang
membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesulitan belajar pada
siswa. Karena terdapat banyak kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam
belajar. Pada kesempatan kali ini kami akan meneliti tentang kesulitan belajar
pada siswa.
B.
Batasan Masalah
Dikarenakan pembahasan di atas sangat luas, maka dari itu kami akan
mengfokuskan penelitian kami tetang kesulitan belajar siswa Madrasanh Aliyah
PHI Kuala Tungkal. Agar nantinya dalam proses penelitian ini lebih terarah.
C.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian Kesulitan Belajar?
2.
Apa Jenis-Jenis Kesulitan Belajar?
3.
Apa Faktor-Faktor Kesulitan
Belajar?
4.
Bagaimana Karakteristik
Siswa Berkesulitan Belajar.?
D. Tujuan Penelitian
1.
Agar Dapat
Mengetahui Pengertian Kesulitan Belajar.
2.
Agar Dapat
Mengetahui Jenis-Jenis Kesulitan Belajar.
3.
Agar Dapat
Mengetahui Faktor-Faktor Kesulitan Belajar.
4.
Agar Dapat
Mengetahui Karakteristik Siswa Berkesulitan Belajar.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Dengan kita mengetahui kesulitan belajar pada siswa, kita
dapat menetukan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan
belajar tersebut dan siswa pun dapat belajar dengan lancar tanpa hambatan.
Apabila kesulitan belajar ini sudah dapat ditangani maka proses belajar
mengajar akan menjadi lebih lebih efektif dan berjalan lancar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kesulitsn Belajar
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak lancar,
kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat
sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi tetapi terkadang juga
sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada saat
anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas
belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini
pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalang anak didik.
Dalam keadaan adak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
itulah yang disebut dengan “kesulitan belajar”.[1]
Kesuliatan belajar adalah suatu kondisi dimana anak
didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan
ataupun gangguan dalam belajar. Prestasi yang memuaskan dapat diraih oleh
setiap anak didik jika mereka belajar secara wajar, terhindar dari berbagai
macam ancaman, hambatan dan ganngguan. Namun sayangnya ancaman, hambatan dan
gangguan hanya dialami oleh anak didik tertentu. Sehingga mereka mengalami
kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada anak didik yang dapat
mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tapi pada
kasus-kasus tertentu, anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya,
maa bantuan guru atau orang lain sangat diperluan oleh ana didik.[2]
Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar ialah suatu keadaan
dimana anak didiktidak dapat menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya.
Dengan kata lain iamengalami kesulitan untuk menyerap pelajaran tersebut, baik
kesulitan itu datang dari dirinyasendiri, dari sekitarnya ataupun karena
faktor-faktor lain yang menjadi pemicunya. Dalam halini, kesulitan belajar ini
akan membawa pengaruh negatif terhadap hasil belajarnya. Jikakadang kita
beranggapan bahwa hasil belajar yang baik itu diperoleh oleh anak didik
yangmemiliki inteligensi di atas rata-rata, namun sebenarnya terkadang bukan
inteligensi yangmenjadi satu-satunya tolak ukur prestasi belajar. Justru
terkadang kesulitan belajar ini jugaturut berperan dalam mempengaruhi hasil
belajar anak didik.
B. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar.
1. Learning
disabilities.
Learning
disabilities (LD) adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu pada gejala
dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil
belajarnya dibawah potensi intelektualnya. Anak LD adalah individu yang
mengalami gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar dan disfungsi
sistem syarat pusat atau gangguan neurologisnyang dimanifestasikan dalam
kegagalan kegagalan yang nyata. Kegagalan yang sering dialami oleh anak LD
adalah dalam hal pemahaman, penggunaan pendengaran, berbicara, membaca,
mengeja, berfikir, menulis, berhitung dan keterampilan sosial. Kesulitan belajar
tersebut bukan bersumber pada sebab-sebab keterbelakangan mental, gangguan
emosi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau karena kemiskinan
lingkungan, budaya atau ekonomi, tetapi dapat muncul secara bersamaan.
Penelitian
Dr. Levinson yang dilakukan secara terbatas memperlihatkan bahwa LD dan
Dyslexia adalah sama, dengan kata lain Dysleksia adalah suatu sindrum dari
banyak ragam gejala yang berbeda insensitasnya. Oleh karena itu, beberapa
penderita dyslexic akan memiliki kelemahan-kelemahan sederhana dalam pembacaan,
pengejaan dan pengucapan sementara lainnya masalah-masalah utama hanya pada
berhitung, daya ingatdan kosentrasi. Semua penderita dyslexic mengalami suatu
gangguan fungsi telinga.
a.
Ciri-ciri
learning disabilities.
1)
Daya ingat
terbatas (relatif kurang baik).
2)
Sering
melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
3)
Lambat
dalam mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucaannya.
4)
Bingung
dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika.
5)
Sulit dalam
mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan daya ingat.
6)
Implusif
yaitu bertindak tanpa difikir dahulu.
7)
Sulit
berkosentrasi.
8)
Sering
melanggar aturan baik dirumah maupun disekolah.
9)
Tidak mampu
disiplin atau sulit merencanakan kegiatan sehari-hari.
10)
Menolak
bersekolah.
11)
Tidak
setabil dalam memegang alat tulis.
12)
Kacau dalam
memahami hari dan waktu.
b.
Faktor-faktor
penyebab Learning Disabilities.
1)
Faktor
keturunan (genetik) dan gangguan koordinasi pada otak.
2)
Kira-kira
14 area di otak berfungsi saat membaca, ketidakmampuan dalam belajar disebabkan
karena ada gangguan diarea otaknya. [3]
2.
Underachiever
Underachiever
jauh lebih kompleks dibanding dengan prestasi kurang. Konsep Underachiever
lebih berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang. Seseorang dalam
melakukan kegiatan banyak berkaitan dengan kemampuan yang ia miliki. Kemampuan
tinggi, maka kecendrungan prestasi seseorang akan tinggi
pula.“Underachievement” juga merupakan salahsatu hal yang umum, yaitu
berkembang luas dan lazim terjadi di setiap ruang kelas. “Underachievement”
merupakan suatu fenomena manusia yang universal dan menjadi ciri khas seorang
individu.
Di
Indonesia belum ada devinisi yang baku tentang “Underachievement”
ini. Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh prestasi belajar
rendah disebut siswa yang “Underachievement”. Dalam kondisi seperti ini,
kiranya dapat dipertimbangkan untuk mengadopsi devinisi yang dikemukakan
berbagai ahli diatas. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dapat ditarik
suatu pengrtian, bahwa prestasi dibawah kemempuan merupakan suatu kondisi
adanya ketimpangan antara prestasi akademik seseorang dengan kemempuan
intelektual yang dimilikinya. Siswa yang memilii prestasi dibawah kemempuannya
atau yang disebut dengan berprestasi kurang pada dasarnya memiliki kemempuan
intelektual tergolong tinggi, namun prestasi akademik yang diperoleh di sekolah
tergolong redah.
a.
Ciri-ciri
Underachiever.
1)
Lebih
banyak mengalami kekecewaan dan mampu mengontrol diri terhadap kecemasannya.
2)
Kurang
mampu mrnyesuaikan diri dan kurang percaya pada diri sendiri.
3)
Kurang
mampu mengikuti otoritas.
4)
Kurang
mampu dalam penerimaan soal.
5)
Kegiatannya
kurang berorientasi pada akademik dan sosial.
6)
Lebih
banyak mengalami konfil dan ketergantungan.
7)
Kurang
mampu menggunakan waktu luang.
8)
Kurang
berminat pada membaca dan berhitung.
9)
Sikap
negatif terhadap sekolah.
b.
Faktor-faktor
penyebab Underachiever.
1)
Rendahnya
dukungan orangtua.
2)
Kebiasaan
belajar.
3)
Lingkungan
belajar.
3.
Slow
learner.
Slow
Learner adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain dan memiliki
taraf potensi intelektual yang sama. Apabila diamati, maka ada sejumlah siswa
yang mendapat kesulitan dalam mencapai hasil belajar secara tuntas dengan
variasi dua kelompok besar.
Kelompok
pertama merupakan sekolompok siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan, akan
tetapi sudah hampir mencapainya. Siswa tersebut mendapat kesulitan dalam
menetapkan penguasaan bagian-bagian yang sulit dari seluruh bahan yang harus
dipelajari. Kelompok kedua, adalah sekelompok siswa yang belum mencapai tingkat
ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum dikuasai, dapat
pula ketuntasan belajar tak bisa dicapai karena proses belajar yang sudah
ditempuh tidak sesuai dengan karakteristik murid yang bersangkutan.
a.
Ciri-ciri
Slow Learner.
Pada
umumnya anak yang lambat belajar adalah anak yang mempunyai kecerdasan dibawah
rata-rata, tetapi tidak sampai pada taraf imbisil atau idiot. Anak yang lambat
belajar disebut juga anak yang “subnormal” atau “mentally retarted”.
Gejala-gejala anak yang lambat belajar adalah:
1)
Perhatian
dan kosentrasi singkat.
2)
Reaksi
lambat.
3)
Kemempuan
terbatas untuk mengerjakan hal-hal yang abstrak dan menyimpulkan.
4)
Kemampuan
terbatas dalam menilai bahan yang relevan.
5)
Belajar
lambat dan mudah lupa.
6)
Berpandanagan
sempit
7)
Tidak mampu
menaganalisa, memecahkan masalah dan berfikir kritis.
b.
Faktor-faktor
penyebab Slow Learner.
Keinginan
tigkah laku anak yang tergolong dalam slow learner adalah menggambarkan adanya
sesuatu yang kurang sempurna pada pusat susunan syarafnya, kemungkinan ada sesuatu
syaraf yang tidak berfungsi lagi karena telah mati atau setidak-tidaknya telah
menjadi lemah. Keadaan demikian itu biasanya terjadi pada anak masih dalam
kandungan ibunya atau pada waktu dilahirkan, dapat pula terjadi karena adanya
faktor-faktor dari dalam (endogen) atau dari luar (oksogen).[4]
C.
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Secara umum faktor – faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar dapat dibagimenjadi dua, yaitu:
1.
Faktor internal
Faktor internal ini dapat diartikan faktor
yang berasal dari dalam atau yang berasal dari dalamindividu itu sendiri, atau
dengan kata lain adalah faktor yang berasal dari anak didik itusendiri.
Faktor-faktor yang termasuk dalam bagian ini yaitu:
a.
Inteligensi (IQ) yang kurang baik.
b.
Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan
pelajaran yang dipelajari atau diberikanoleh guru.
c.
Faktor emosional yang kurang stabil.
d.
Aktivitas belajar yang kurang. Lebih banyak malas
daripada melakukan kegiatan belajar.
e.
Kebiasaan belajar yang kurang baik. Belajar dengan
penguasaan ilmu hafalan pada tingkathafalan, tidak dengan pengertian (insight),
sehingga sukar ditransfer ke situasi yang lain.
f.
Penyesuaian sosial yang sulit.
g.
Latar belakang pengalaman yang pahit.
h.
Cita-cita yang tidak relevan (tidak sesuai dengan
bahan pelajaran yang dipelajari).
i.
Latar belakang pendidikan yang dimasuki dengan sistem
sosial dan kegiatan belajarmengajar di kelas yang kurang baik.
j.
Ketahanan belajar (lama belajar) tidak sesuai dengan
tuntutan waktu belajarnya.
k.
Keadaan fisik yang kurang menunjang. Misalnya cacat
tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, dan
gangguan psikomotor. Cacat tubuh yang tetap (serius)seperti buta,
tuli, hilang tangan dan kaki, dan sebagainya.
l.
Kesehatan yang kurang baik.
m. Seks atau pernikahan yang tak terkendali.
n.
Pengetahuan dan keterampilan dasar yang kurang memadai
(kurang mendukung) atas bahanyang dipelajari.
o.
Tidak ada motivasi dalam belajar.
Selain faktor di atas, faktor lain yang
berpengaruh adalah faktor kesehatan mentaldan tipe-tipe belajar pada anak
didik, yaitu ada anak didik yang tipe belajarnya visual, motoris dan campuran.
Tipe-tipe khusus ini kebanyakan pada anak ini relatif sedikit, karena kenyataannya
banyak yang bertipe campuran.[5]
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu itu
sendiri, meliputi:
a.
Faktor Keluarga, beberapa faktor dalam keluarga yang
menjadi penyebab kesulitan belajaranak didik sebagai berikut:
1)
Kurangnya kelengkapan belajar bagi anak di rumah,
sehingga kebutuhan belajar yangdiperlukan itu, tidak ada, maka kegiatan belajar
anak pun terhenti untuk beberapa waktu.
2)
Kurangnya biaya pendidikan yang
disediakan orangtua.
3)
Anak tidak mempunyai ruang dan tempat
belajar yang khusus di rumah.
4)
Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau terlalu
tinggi.
5)
Kesehatan keluarga yang kurang baik.
6)
Perhatian keluarga yang tidak memadai.
7)
Kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang.
8)
Kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan. Orang
tua yang pilih kasih dalammengayomi anaknya.
9)
Anak yang terlalu banyak membantu orang tua.[6]
b.
Faktor sekolah, faktor sekolah yang dianggap dapat
menimbulkan kesulitan belajar diantaranya:
1)
Pribadi guru yang kurang baik.
2)
Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode
yang digunakan ataupun dalam penguasaan mata pelajaran yang dipegangnya.
3)
Hubungan guru dengan anak didik kurang harmonis.
Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak.
4)
Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha mendiagnosis
kesulitan belajar anak didik.
5)
Cara guru mengajar yang kurang baik.
6)
Alat/media yang kurang memadai.
7)
Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang
merangsang penggunaannya oleh anakdidik.
8)
Fasilitas fisik sekolah yang tak memenuhi syarat
kesehatan dan tak terpelihara dengan baik.
9)
Suasana sekolah yang kurang menyenangkan.
10) Bimbingan dan penyuluhan yang tak
berfungsi.
11) Kepemimpinan dan administrasi. Dalam hal
ini berhubungan dengan sikap guru yang egois,kepala sekolah yang otoriter.
12) Waktu sekolah dan disiplin yang
kurang.[7]
c.
Faktor Masyarakat Sekitar
Dalam bagian ini, kesulitan belajar biasanya dipengaruhi oleh:
1)
Media massa seperti bioskop, TV, surat kabar, majalah
buku-buku, dan lain-lain.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas,
adapula faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar pada anak didik.
Faktor-faktor ini dipandang sebagai faktor khusus. Misalnya sindrom psikologis
berupa learning disability (ketidak mampuan belajar). Sindrom (syndrome)
berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya
keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Sindrom itu
misalnya disleksia (dyslexia), yaitu ketidak mampuan belajar membaca,
disgrafia (dysgraphia), yaituketidakmampuan belajar menulis, diskalkulia
(dyscalculia), yaitu ketidakmampuan belajar matematika.[8]
Anak didik yang memiliki sindrom-sindrom di
atas secara umum sebenarnya memiliki IQ yang normal dan bahkan diantaranya ada
yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar
anak didik yang menderita sindrom-sindrom tadimungkin hanya disebabkan oleh
adanya gangguan ringan pada otak (minimal)braindysfunction. (Muhibbin
Syah, 1999: 165).
D. Karakteristik
Siswa Berkesulitan Belajar
Seperti telah dijelaskan, murid yang mengalami
kesulitan belajar itu memiliki hambatan-hambatan, sehingga menampakkan
gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain (guru, pembimbing). Beberapa
gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar adalah:
1.
Menunujukkan
prestasi rendah yang dicapai oleh kelompok kelas
2.
Hasil yang
dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras
tetapi nilainya selalu rendah
3.
Lambat
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya
dalam semua hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal dalam menyelesaikan
tugas-tugas
4.
Menunjukkan
sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, dan
lain-lain
5.
Menunjukkan
tingkah laku yang berlainan
6.
Anak didik
yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya
meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan
prestasi belajar yang rendah
7.
Anak didik
yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata
pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Dari gejala-gejala yang tampak, guru (pembimbing) bisa
menginterprestasi bahwa ia kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Disamping
melihat gejala-gejala yang tampak, guru pun dapat mengadakan penyelidikan
antara lain dengan:
1.
Observasi,
adalah cara memperoleh dengan langsung mengamati terhadap objek. Data-data yang
dapat diperoleh melalui observasi, misalnya:
a.
Bagaimana
sikap siswa dalam mengkuti pelajaran, adalah tanda-tanda lelah, mudah mengantuk,
sukar memusatkan perhatian pada pelajaran.
b.
Bagaimana
kelengkapan catatan, peralatan dalam pelajaran. Murid yang mengalami kesulitan
belajar, catatan maupun peralatan belajarnya tidak lengkap.
2.
Interviu,
adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang
diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang
orang yang diselidiki.
3.
Tes
diagnostik, adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes. Untuk mengetahui
murid yang mengalami kesulitan belajar tes meliputi, tes buatan guru (teacher
made test) yang dikenal dengan tes diagnostik dan tes psikologis. Sebab yang
mengalami kesulitan belajar itu mungkin disebabkan IQ rendah, tidak memiliki
bakat, dan lain-lain sehingga diperlukan tes psikologis.
4.
Dokumentasi,
adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat dokumen-dokumen, catatan-catatan,
arsip-arsip yang berhubungan dengan orang yang diselidiki. Untuk mengenal murid
yang mengalami kesulitan belajar, bisa melihat:
a.
Riwayat
hidupnya,
b.
Kehadiran
murid di dalam mengikuti pelajaran,
c.
Memiliki
daftar pribadinya,
d.
Catatan
hariannya,
e.
Catatan
kesehatannya,
f.
Daftar
hadir di sekolah,
g.
Kumpulan
ulangan,
h.
Rapor dll.[9]
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
Profil siswa
a.
Nama :
M. Yahya Anugrah
Tempat tanggal
lahir : 15 Mei
1998, Parit Kahar
Alamat :
Jl. kalimantan
Kelas :
XII
b.
Nama :
M. Faisal
Tempat
tanggal lahir : 12
April 1999, Teluk Nilau
Alamat :
Jl. Asia
Kelas :
XII
c.
Nama :
Riky Efendi
Tempat
tanggal lahir : 16
Oktober 1998 Kuala Tungkzl
Alamat :
Jl. Pelabuhan
Kelas :
XII
d.
Nama :
Paryono
Tempat
tanggal lahir : 22
Juli 1998 Parit Tomo
Alamat :
Jl. Banten
Kelas :
XII
e.
Nama :
Bahtiar
Tempat
tanggal lahir : 14
April 1998, Parit 2 Kuala Enok
Alamat :
Jl. Hidayat
Kelas :
XII
(Gambar 1.1 :
foto siswa MA PHI Kuala Tungkal saat Observasi)
(Gambar 1.2 : Foto Sekolahan MA PHI Kuala Tungkal)
2.
Data siswa
a.
Nama : M. Yahya Anugrah
Metode : Angket
No
|
Daftar Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah anda memperhatikan ketika guru menerangkan?
|
|
|
2
|
Apakah anda membuat PR di rumah ?
|
|
|
3
|
Apakah anda mengulangi pelajarn di rumah?
|
|
|
4
|
Apakah saat belajar sering mengalami ngantuk, pusing, mudah capek, tidak
konsentrasi dalam belajar?
|
|
|
5
|
Apakah karena mata pelajaran yang sangat banyak yang membuat anda
kesulitan belajar?
|
|
|
6
|
Apakah karena jam pelajaran yang panjang sehingga membuat anda bosan
belajar?
|
|
|
7
|
Apakah anda sering bermain HandPhone saat belajar?
|
|
|
8
|
Apakan orang tua atau guru anda pernah memberi anda motivasi belajar?
|
|
|
9
|
Apakah orang tua anda marah ketika anda tidak belajar?
|
|
|
10
|
Apakah ada teman yang suka mengusik?
|
|
|
b.
Nama : M. Faisal
Metode : Angket
No
|
Daftar Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah anda memperhatikan ketika guru menerangkan?
|
|
|
2
|
Apakah anda membuat PR di rumah ?
|
|
|
3
|
Apakah anda mengulangi pelajarn di rumah?
|
|
|
4
|
Apakah saat belajar sering mengalami ngantuk, pusing, mudah capek, tidak
konsentrasi dalam belajar?
|
|
|
5
|
Apakah karena mata pelajaran yang sangat banyak yang membuat anda
kesulitan belajar?
|
|
|
6
|
Apakah karena jam pelajaran yang panjang sehingga membuat anda bosan
belajar?
|
|
|
7
|
Apakah anda sering bermain HandPhone saat belajar?
|
|
|
8
|
Apakan orang tua atau guru anda pernah memberi anda motivasi belajar?
|
|
|
9
|
Apakah orang tua anda marah ketika anda tidak belajar?
|
|
|
10
|
Apakah ada teman yang suka mengusik?
|
|
|
c.
Nama : Riky Efendi
Metode : Angket
No
|
Daftar Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah anda memperhatikan ketika guru menerangkan?
|
|
|
2
|
Apakah anda membuat PR di rumah ?
|
|
|
3
|
Apakah anda mengulangi pelajarn di rumah?
|
|
|
4
|
Apakah saat belajar sering mengalami ngantuk, pusing, mudah capek, tidak
konsentrasi dalam belajar?
|
|
|
5
|
Apakah karena mata pelajaran yang sangat banyak yang membuat anda
kesulitan belajar?
|
|
|
6
|
Apakah karena jam pelajaran yang panjang sehingga membuat anda bosan
belajar?
|
|
|
7
|
Apakah anda sering bermain HandPhone saat belajar?
|
|
|
8
|
Apakan orang tua atau guru anda pernah memberi anda motivasi belajar?
|
|
|
9
|
Apakah orang tua anda marah ketika anda tidak belajar?
|
|
|
10
|
Apakah ada teman yang suka mengusik?
|
|
|
a.
d.
Nama : Paryono
Metode : Angket
No
|
Daftar Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah anda memperhatikan ketika guru menerangkan?
|
|
|
2
|
Apakah anda membuat PR di rumah ?
|
|
|
3
|
Apakah anda mengulangi pelajarn di rumah?
|
|
|
4
|
Apakah saat belajar sering mengalami ngantuk, pusing, mudah capek, tidak
konsentrasi dalam belajar?
|
|
|
5
|
Apakah karena mata pelajaran yang sangat banyak yang membuat anda
kesulitan belajar?
|
|
|
6
|
Apakah karena jam pelajaran yang panjang sehingga membuat anda bosan
belajar?
|
|
|
7
|
Apakah anda sering bermain HandPhone saat belajar?
|
|
|
8
|
Apakan orang tua atau guru anda pernah memberi anda motivasi belajar?
|
|
|
9
|
Apakah orang tua anda marah ketika anda tidak belajar?
|
|
|
10
|
Apakah ada teman yang suka mengusik?
|
|
|
e.
Nama : Bahtiar
Metode : Angket
No
|
Daftar Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah anda memperhatikan ketika guru menerangkan?
|
|
|
2
|
Apakah anda membuat PR di rumah ?
|
|
|
3
|
Apakah anda mengulangi pelajarn di rumah?
|
|
|
4
|
Apakah saat belajar sering mengalami ngantuk, pusing, mudah capek, tidak
konsentrasi dalam belajar?
|
|
|
5
|
Apakah karena mata pelajaran yang sangat banyak yang membuat anda
kesulitan belajar?
|
|
|
6
|
Apakah karena jam pelajaran yang panjang sehingga membuat anda bosan
belajar?
|
|
|
7
|
Apakah anda sering bermain HandPhone saat belajar?
|
|
|
8
|
Apakan orang tua atau guru anda pernah memberi anda motivasi belajar?
|
|
|
9
|
Apakah orang tua anda marah ketika anda tidak belajar?
|
|
|
10
|
Apakah ada teman yang suka mengusik?
|
|
|
B. Anslisis data
1. Pembahasan
Dari data yang ada dapat kita keetahui bahwa
kebanyakan dari siswa yang mengalami kesulitan dikarekan oleh mata pelajaran
yang terlalu banyak, dan jam pelajaran yang sangat padat, sehingga anak jenuh
dan tidak dapat belajar dengan maksimal.
Selain hal tersebut pengaruh Hand Phone juga dapat
mengurangi minat belajar siswa, hal tersebut membuat siswa jadi malas sehingga
dalam proses belajar mengajar siswa menjadi sulit untuk menerima pelajaran.
Untuk mengatasi hal\ tersebut, hendaknya dari sekolahan itu sendiri, lebih
memperhatikan dan menekankan kepada siswa untuk tidak membawa HP kesekolah atau
tidak menghidupkan HP ketika belajar, agar siswa lebih fokus lagi belajar.
Untuk masalah eksternal dalam kesulitan belajar,
dorongan dan motivasi dari orang tua dan guru haruslah maksimal, agar minat
belajar siswa itu meningkat, karena siswa yang jenuh akan pelajaran harus tetap
diperhatikan agar siswa tersebut tidak defresi akibat belajar.
2.
Hipotesis
Dari teori
yang ada, jelas pengaruh eksternal dalam kesulitan belajar mendominan, karena
siswa akan mengalami kesulitan belajar dikarena sistem belajar yang kurang
efektif, sehingga siswa sulit untuk mencerna pelajaran. Faktor dari diri
sendiri sangat kecil, karena yang membuat diri anak tersebut mengalami
kesulitan belajar adalah sistem yang tidak mendukung siswa untuk belajar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesuliatan belajar adalah suatu kondisi
dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman,
hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Prestasi yang memuaskan dapat diraih
oleh setiap anak didik jika mereka belajar secara wajar, terhindar dari
berbagai macam ancaman, hambatan dan ganngguan. Namun sayangnya ancaman, hambatan
dan gangguan hanya dialami oleh anak didik tertentu. Sehingga mereka mengalami
kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada anak didik yang dapat
mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tapi pada
kasus-kasus tertentu, anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya,
maa bantuan guru atau orang lain sangat diperluan oleh ana didik.
B. Saran
Untuk mengatasi kesulitan belajar pada
siswa adalah dengan membangu sistem yang efektif yang tidak membuat siswa
tersebut jenuh akan belajar, dan dorongan dari orang tua dan guru sangatlah
penting guna memotivasi siswa untuk giat belajar. Dengan demikian proses
belajar mengajar akan berjalan lancar dan siswa pun akan mudah untuk menerima
pelajaran.
[1]Abu Ahmadi, Psikologi
Belajar, Cet II, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004 ), Hal. 77
[2] Syaiful Bahri
Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2011 ) Hal. 235
[3]Learning
Assistance Program for Islamic Scools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,Psikologi
Belajar, 2009, Hal. 8-9.
[5] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi
Belajar , (Jakarta: Rineka Cipta,1991), Hal. 241-243.
Komentar
Posting Komentar